BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Pembangunan telah dilaksanakan dalam
segenap aspek kehidupan Bangsa Indonesia, namun keadaaan ketenagakerjaan di
Indonesia pada saat ini tidaklah menggembirakan. Hal itu menandakan kemampuan pasar
kerja untuk menyerap tenaga kerja rata-rata sangatlah kecil, sebagai
akibatnya terjadilah penumpukan tenaga kerja, dimana-mana gejala
pengangguran semakin nyata, hal itu menyebabkan timbulnya
kegelisahan dikalangan anak-anak muda yang sebenarnya sudah memasuki
masa usia produktif.
Melihat hal tersebut, sekolah sebagai lembaga
pendidikan formal diharapkan mampu memberikan bimbingan dan
pelatihan guna menyiapkan anak didiknya untuk dapat
menjadi anggota masyarakat yang mampu dan
bertanggung jawab. Di samping menjadi anggota yang aktif
dan tenaga kerja yang tangguh. Anak didik
memandang sekolah sebagai tempat untuk
mendapatkan sumber bekal yang dapat membuka dunia bagi mereka,
orang tua memandang sekolah sebagai tempat
bagi anaknya untuk mengembangkan kemampuan menjadi sosok
yang trampil dan mampu sehingga siap memasuki
tenaga kerja yang trampil, pemerintah berharap agar sekolah
mampu mempersiapkan anak-anak untuk menjadi warga negara yang cakap.
Dalam usaha menyiapkan siswa agar dapat memenuhi
harapan orang tua, masyarakat dan pemerintah mempersiapkan siswa
agar dapat menjadi anggota masyarakat yang mempunyai ketrampilan sehingga
merupakan tenaga kerja yang terampil maka sekolah mengusahakan suatu
usaha yang nyata untuk memberikan layanan bimbingan dan konseling.
Bimbingan dan konseling yang dimaksud adalah bimbingan
dan konseling karir yang merupakan aspek dari bimbingan dan konseling. Dengan
Bimbingan dan konseling karir ini diharapkan peserta didik dapat mengetahui dan
memahami diri, memahami apa yang ada dalam diri sendiri dengan baik, serta
mengetahui dengan baik pekerjaan apa saja yang ada dan persyaratan apa saja
yang dituntut dalam pekerjaan. Dengan bimbingan konseling karir juga diharapkan dapat menghindarkan dan
mencegahkan peserta didik dari berbagai permasalahan karir. Permasalahan karir
itu dapat saja terjadi kapan saja, baik pada jenjang SD, SMP, SMA dan SMK.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa saja jenis
permasalahan karir di jenjang SD ?
2.
Apa saja jenis
permasalahan karir di jenjang SMP ?
3.
Apa saja jenis
permasalahan karir di jenjang SMA ?
4.
Apa saja jenis
permasalahan karir di jenjang SMK ?
C.
TUJUAN
PENULISAN
1.
Untuk
mengetahui jenis permasalahan karir di SD
2.
Untuk
mengetahui jenis permasalahan karir di SMP
3.
Untuk
mengetahui jenis permasalahan karir di SMA
4.
Untuk
mengetahui jenis permasalahan karir di SMK
BAB II
PEMBAHASAN
A.
JENIS
PERMASALAHAN KARIR DI SD
Pada tahap fantasi (masa SD) anak
sering kali menyebutkan cita-cita mereka kelak kalau sudah besar, misalnya
ingin menjadi dokter, ingin menjadi petani, pilot pesawat, guru, tentara, dll.
Mereka juga senang bermain peran (misalnya bermain dokter-dokteran, bermain
jadi guru, bermain jadi polisi, dll) sesuai dengan peran-peran yang mereka
lihat di lingkungan mereka. Jabatan atau pekerjaan yang mereka inginkan atau
perankan pada umumnya masih sangat dipengaruhi oleh lingkungan, misalnya dari
TV, video, majalah, atau tontonan maupun tokoh-tokoh yang pernah melintas dalam
kehidupan mereka. Maka tidak mengherankan jika pekerjaan ataupun jabatan yang
mereka sebut masih jauh dari pertimbangan rasional maupun moral. Mereka memang
asal sebut saja pekerjaan yang dirasa menarik saat itu. Dalam tahap ini anak belum
mampu memilih jenis pekerjaan/jabatan secara rasional dan obyektif, karena
mereka belum mengetahui bakat, minat, dan potensi mereka yang sebenarnya.
Mereka sekedar berfantasi saja secara bebas, yang sifatnya sama sekali tidak
mengikat. Berikut masalah yang berkaitan dengan karir di SD :
1.
Tidak memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang
terkait dengan pekerjaan
2.
Tidak memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang
menunjang kematangan kompetensi karir
3.
Tidak memahami relavansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran)
dengan persyaratan keahlian dan keterampilan bidang pekerjan yang menjadi
cita-cita karirnya masa depan.
4.
Tidak memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan
secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat,
kemampuan, dan kondisi kehidupan social ekonomi.
5.
Tidak dapat membentuk pola-pola karir yang berkaitan dengan kecenderungn
arah karir. Apabila peserta didik bercita-cita menjadi seorang guru, maka ia
senantiasa harus mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan yang relevan
dengan krir keguruan tersebut
6.
Belum memiliki kemampuan atau kematangan untuk mengambil keputusan
7.
Merasa cemas
untuk mendapatkan pekerjaan setelah tamat sekolah, karena keluarga tidak
memiliki biaya untuk melanjutkan sekolah
B.
JENIS PERMASALAHAN KARIR DI SMP
Bimbingan dan konseling karir di SLTP merupakan proses bantuan
yang diberikan oleh konselor sekolah kepada siswa dalam rangka pemberian
informasi karir dan pekerjaan sehingga muncul kesadaran pada diri siswa untuk
memilih pekerjaan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan yang dimiliki.
Masalah karir yang beruhubangan dengan SMP :
1. Belum memahami lebih tepat tentang
keadaan dan kemampuan diri para siswa
2. Belum mampu membina kesadaran
terhadap nilai-nilai yang ada pada diri pribadi siswa.
3. Kurangnya pengenalan tentang
berbagai jenis sekolah lanjutan dan memahami cara memilih jurusan yang cocok
dengan kemampuan seperti SMA/SMK/MA
4. Belum mengenal berbagai jenis
pekerjaan.
5.
Merasa cemas
untuk mendapatkan pekerjaan setelah tamat sekolah, karena keluarga tidak
memiliki biaya untuk melanjutkan sekolah
6.
Keluarga menentang
dalam memilih sekolah atau jurusan
7.
Takut tidak
diterima masuk jurusan atau sekolah yang diinginkan
Bimbingan dan konseling karir di SMP merupakan kelanjutan dari
bimbingan karir dan konseling
karir di SD, melalui guru
pembimbing siswa mendapatkan berbagai informasi tentang karir sehingga dapat
membina sikap dan apresiasinya terhadap jenis pendidikan, jenis pekerjaan, dan
menelusuri hubungan antara kerja dan waktu luang, memperluas minat kerja, serta
memberikan berbagai informasi tentang pekerjaan sehingga memunculkan kesadaran
siswa untuk menentukan pilihan pekerjaannya dimasa datang sesuai dengan bakat
dan minat yang dimilikinya.
C. JENIS PERMASALAHAN KARIR DI SMA
Pelajar
di sekolah menengah atas akan sampai pada tingkat kematangan
karir yang berbeda (lancar atau tidak lancar), maka aktivitas bimbingan karier harus
memiliki penekanan yaitu: mendorong perkembangan karier,
menyediakan perlakuan, dan
membantu penempatan (mengacu kepada perpindahan pelajar ketingkat pendidikan
selanjutnya atau kehidupan pekerjaan).
Kegiatan bimbingan karier pada sekolah menengah
harus bisa mengantar setiap pelajar untuk menanggulangi tugas perkembangan
menuju perkembangan karier, dan membimbing pelajar kepada kreasi dan prestasi
dari seperangkat pilihan dan rencana yang akan di tetapkan. Penekanan penekanan utama dalam
aktivitas aktivitas bimbingan karier untuk berbagai individu haruslah
didasarkan pada intensitas perencanaan, kesiapan berpartisipasi dalam kehidupan
sebagai pribadi yang independent, dan keterarahan individu-individu kepada
tujuan. Masalah bimbingan karier di SLTA:
1. Tidak mampu menganalisis kompetensi
pribadi yang dimiliki dengan keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk
pilihan-pilihan karier dan mengembangkan rencana-rencana untuk memperkuat
keterampilan bila di perlukan
2. Kurang memiliki tanggung jawab
dalam perencanaan karier dan konsekuensi- konsekuensinya.
3. Tidak siap untuk memenuhi syarat
bagi taraf memasuki pekerjaan-pekerjaan dengan mengambil mata pelajaran yang
sesuai, dengan pendidikan kooperatif, atau dengan latihan-latihan dalam
jabatan.
4. Tidak siap untuk memenuhi syarat
bagi pendidikan pasca sekolah lanjutan dengan mengambil mata pelajaran yang
diperlukan oleh tipe program dan lembaga yang diinginkan (perguruan
tinggi,perdagangan, atau perusahaan)
5. Tidak mampu mengembangkan
keterampilan-keterampilan yang berhubungan dengan penggunaan efektif waktu
luang.
6.
Belum memiliki
pilihan perguruan tinggi tertentu, jika setelah tamat tidak masuk dunia kerja
7.
Ragu-ragu
apakah sekolah atau jurusan yang dipilih sudah tepat atau belum
8.
D. JENIS PERMASALAHAN KARIR DI SMK
Posisi
layanan bimbingan karier di SMK hendaknya mampu membantu siswa menyelesaikan
tugas perkembangannya di bidang karier yang berada pada tahap eksplorasi.
Posisi layanan bimbingan karier di SMK adalah membantu siswa mencari dan
menemukan bidang karier yang cocok dengan dirinya. Tujuan bimbingan karier di SMK
adalah untuk membantu
atau memfasilitasi perkembangan individu (siswa). Berikut pemaparan mengenai
permasalahan karir pada siswa SMK :
1.
Kurangnya pemahaman tentang dirinya, terutama potensi
dasar (bakat, minat, sikap, kecakapan, dan cita-cita) yang terkait dengan dunia
kerja yang akan dimasukinya kelak. Keberhasilan atau kenyamanan dalam suatu
karier amat dipengaruhi oleh kemampuan individu memahami dan menilai potensi
dasar yang dimilikinya. Oleh karena itu, maka setiap siswa perlu dibantu untuk
memahami potensi dasar dirinya, sehingga menentukan pilihan atau mengambil
keputusan yang sesuai dengan dunia kerja pilihannya itu.
2.
Kurangnya kesadaran nilai-nilai yang ada pada diri dan
masyarakatnya, sehingga menumbuhkan sikap negatif terhadap dunia kerja. Sikap
negatif berarti bahwa individu tidak mau bekerja dalam bidang pekerjaan apa pun
dan tidak sesuai dengan norma agama yang dianutnya
3.
Kurangnya pengetahuan mengenai lingkungan pekerjaan yang
berhubungan dengan potensi dirinya serta pemahaman jenis-jenis pendidikan
dan/atau pelatihan yang diperlukan untuk mengembangkan karier dalam bidang
pekerjaan tertentu. Melalui pengetahuan dan pemahaman tersebut individu
terdorong untuk membentuk identitas karier dengan cara mengenali ciri-ciri
pekerjaan, persyaratan yang dituntut, lingkungan pekerjaan, prospek kerja, dan
kesejahteraan kerja.
4.
Tidak dapat menemukan dan mengatasi hambatan-hambatan
yang disebabkan oleh faktor diri dan lingkungannya.
5.
Tidak mampu merencanakan masa depan, yaitu tadak mampu
merancang kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai
dengan minat, kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial-ekonomi.
6.
Tidak mampu membentuk pola-pola karier yang berhubungan
dengan kecenderungan arah karier. Misalnya, apabila seorang siswa bercita-cita
menjadi pemandu wisata, dia senantiasa harus mengarahkan dirinya kepada
kegiatan-kegiatan yang relevan dengan karier kepariwisataan.
7.
Kurang
mempunyai motivasi untuk mencari informasi tentang dunia kerja
8.
Belum memiliki
pilihan perguruan tinggi tertentu, jika setelah tamat tidak masuk dunia kerja
9.
Ragu-ragu
apakah sekolah atau jurusan yang dipilih sudah tepat atau belum
10.
Takut akan
mengalami kegagalan dalam memilih pekerjaan
11.
Keadaan tubuh
yang kurang cocok dengan pekerjaan yang diinginkan
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Fenomena dalam
melanjutkan atau memilih program studi dan memilih pekerjaan menunjukkan bahwa peserta
didik tamatan SMP/MTs yang memasuki SMA/MA dan SMK, dan tamatan SMA/MA dan SMK
yang memasuki perguruan tinggi belum semuanya didasarkan atas peminatan peserta
didik yang didukung oleh potensi dan kondisi diri secara memadai sebagai modal pengembangan potensi secara optimal, seperti kemampuan
dasar umum (kecerdasan), bakat, minat dan kondisi fisik serta sosial budaya dan
minat karir mereka. Akibatnya perkembangan mereka kurang optimal, tidak seperti
yang diharapkan. Oleh sebab itu, pengarahan lebih awal dalam peminatan,
khususnya dalam penyiapan penempatan dan penyaluran untuk kelanjutan studi dan
pekerjaan yang sesuai dengan potensi dan kondisi yang ada pada diri peserta
didik serta lingkungannya perlu segera dilakukan. Dalam rangka peminatan peserta
didik sejak SD/MI dan SMP/MTs, sampai dengan SMA/MA dan SMK diperlukan adanya
pelayanan bimbingan dan konseling secara profesional yaitu bimbingan konseling
karir
Dengan Layanan Bimbingan Karir yang sudah diberikan diharapkan siswa dapat
memahami karakteristik dirinya dalam hal minat, nilai-nilai, kecakapan dan ciri-ciri
kepribadian serta dapat mengidentifikasikan bidang pekerjaan yang luas, yang
mugkin lebih cocok bagi mereka, selanjutnya diharapka siswa dapat menemukan
karir dan melaksanakan karir yang efektif serta memberikan kelayakan hidup.
Sehingga dengan adanya bimbingan dan konseling karir diharapkan peserta didik
memiliki tingkatan sekolah dan aspek peminatan seperti tabel 1.
Tabel
1
Tingkatan dan Aspek-Aspek Peminatan
Tingkat
Peminatan
|
Peminatan Akademik
|
Peminatan Kejuruan
|
Peminatan Studi
Lanjutan
|
1. Peminatan
di SD/MI
2. Peminatan
di SMP/MTs
3. Peminatan
di SMA/MA
4. Peminatan
di SMK
5. Peminatan
Pasca SMA/
MA/SMK
|
Meminati semua mata
pelajaran
Meminati semua mata
pelajaran
Meminati kelompok
mapel, lintas mapel,
dan pendalaman
mapel.
Meminati mapel
program keahlian,
lintas mapel program
keahlian, dan
pendalaman mapel
program keahlian
Bekerja atau kuliah
sesuai dengan pilihan
mapel, lintas
mapel/kejuruan dan
pendalaman mapel di
SLTA
|
Pemahaman awal
tentang pekerjaan/karir
Pemahaman tentang
pekerjaan/karir dan
kemungkinan bekerja
Pemahaman definitif
tentang pekerjaan/karir
dan arah pelaksanaan
pekerjaan/karir
Arah definitif tentang
pelaksanaan
pekerjaan/karir (jenjang
operator)
Arah pekerjaan/karir
(jenjang teknisi/analis,
profesi, atau ahli)
|
SMP/MTs
SMA/MA/SMK
Program Khusus
bidang studi
IPA/IPS/BHS
Prodi Khusus
Bidang Kejuruan
Fakultas dan
Prodi di PT
|
DAFTAR PUSTAKA
-
Walgito,Bimo.2010.Bimbingan dan Konseling (Studi dan Karir ).
Yogyakarta:Penerbit Andi
-
Awalya dkk.2013.Bimbingan dan Konseling.Semarang.Unnes Press.
-
Badan PSDMP dan PMP Kementrian Pendidikan danKebudayaan.2013.
Pedoman Peminatan Peserta Didik. Jakarta:Depdikbud.
Casinos | Dr.MD.com
BalasHapusCasino. Casino is the finest 용인 출장마사지 hotel 밀양 출장안마 and casino in Las Vegas. It offers a friendly 경산 출장샵 atmosphere, a gambling 김포 출장마사지 floor, and a wide variety of games, 전주 출장마사지 from roulette to
Alhamdulillah, makasih ya kak
BalasHapus